Saturday, January 12, 2013

Catatan Sukuh, Cetho, Jumog


Finally!!!! Ada sesuatu buat menodai blog ini lagi haha :D

Pemandangan di luar Candi Sukuh


Kali ini aku mau cerita tentang perjalanan sehariku sama temenku ke Solo. Cerita ini dimulai malam harinya  tanggal 5 Januari 2013. Waktu itu kami lagi ngomongin soal rencana kami pergi ke tempat teman kami di Lombok (backpacking). Kami lagi makan di warung soto lamongan di dekat kampus UGM bareng sama 2 orang mbak kos temanku. Saat mereka denger kita mau ke Lombok, mereka cuma ketawa sambil bilang “pergilah ke tempat yang deket dulu” (domisili:Jogja). Walhasil aku nawarin temenku ini buat pergi ke Solo, dia juga cuma langsung bilang “Ayok”. Sampai di kos temenku kita langsung searching di internet soal tempat-tempat wisata di Solo. Aku maunya yang nggak biasa, karena sebenernya itu bukan perjalanan pertamaku ke Solo. Jadilah kami nemu candi Sukuh, Cetho dan air terjun Parang Ijo. Tanpa lama-lama aku bikin itinerary-nya. Aku tunjukin ke temenku dan langsung dia approve. Prosesnya nggak sampai satu jam.
Paginya tanggal 6 Januari 2013, kita bangung set alarm buat bangun jam 03.27. Setelah bangun, kita siap-siap: mandi, sholat, sarapan,dll. Awalnya kita pikir prameks ke Solo udah ada dari jam 05.30, karena itu jam 05.00 kita udah buru-buru keluar kos. Tempat pertama yang dituju: indomaret! Kita beli dulu beberapa roti dan air buat perbekalan setelah itu kita langsung cusss ke stasiun lempuyangan. Sampai sana ternyata prameks ke Solo paling pagi berangkat jam 09.30. Jadilah kita galau pagi-pagi di stasiun. Karena kita ngejar waktu akhirnya kita naik kereta AC Sriwedari tujuan Solo (Alhamdulillah ada), berangkat jam 05.21, tapi tiketnya dua kali prameks alias Rp 20.000,-. Keretanya sih bagus, karena masih baru tapi baru sampai Klaten, keretanya berhenti lama dan ternyata bermasalah. Kita akhirnya di oper ke kereta Kahuripan yang datang selanjutnya. Kereta Ekonomi tanpa AC. Sial lah kita disitu, bayar 20.000 ke Solo cuma untuk berakhir di kereta Ekonomi nan padat.
Setelah beberapa lama akhirnya kita sampai di stasiun Solo Balapan. Kita cari kendaran ke terminal Tirtonadi. Tanya sana-sini akhirnya naik becak. Tanya tukang becaknya soal candi Sukuh ternyata dia orang sana. Dia nawarin kita berdua naik ojeknya aja dari staisiun sampai ke Candi Sukuh, Cetho,dll. Harganya Rp 150.000,- Pulang-Pergi. Dia cerita semua tentang keadaan di daerah sana sambil nunjukin video kebun teh disana. Orangnya sebenernya baik, dia ngasih kontak kalau-kalau nanti ada apa-apa disana, tapi kita lebih milih naik Bus. Kita diberhentiin di perempatan Gilingan (bagi yang kuat jalan kaki, mending jalan kaki dari stasiun. Bisa hemat duit becak Rp 10.000,-). Setelah itu kita naik bus AKDP (Antar Kota Dalam Propinsi) jurusan Solo-Tawangmangu. Bus-nya besar. Kita turun di terminal Karang Pandan.  Harga bus-nya tergantung dari mana kita naik dan kemana tujuannya. Jadi ngomong yang jelas mau turun dimana. Harga dari Gilingan ke Karang Pandan sekitar Rp 6.000 – 7.000 ,-. Kita hampi aja kena harga Rp 10.000 karena dikira turun di Tawangmangu. Dari terminal Karang Pandan, naik minibus tujuan Nglorok.
Di puncak Candi Sukuh

Sampai dipertigaan nglorok kita ditawarin buat dianter naik sekalian ke candi Sukuh pake minibus itu tapi harganya jadi Rp 15.000,- /orang (normal: Rp 3.000,- sampai Rp 4.000,-). Karena kita belum tahu tempatnya, kita maen oke oke aja. Ternyata setelah sampai, lokasinya nggak jauh-jauh amat. Cuma memang nanjak. Candi Sukuh itu bagus banget. Kita berasa di kampungnya suku Maya. Mana tempatnya juga di atas gunung, jadi pemandangan sekitarnya bagus banget dan nggak banyak orang (utamanya turis domestik). Tiket masuknya juga murah lagi, cuma Rp 3.000 untuk domestik dan Rp 10.000 untuk orang asing. Kita bener-bener menikmati waktu pas di Candi Sukuh itu.
Candi Sukuh
Selesai dari Candi Sukuh kita langsung ke Candi Cetho. Tadinya kita udah pede mau jalan kaki aja biar murah. Tapi setelah tanya sana-sini, semuanya bilang tempatnya jauh banget. Akhirnya kita putusin naik ojek. Harga pertama yang ditawarin masnya Rp 50.000,-/ orang pulang balik. Setelah ditawar-tawar, dia malah nawarin buat bawa kita berdua sendiri aja dengan satu motor. Jadilah kita, kata orang Jawa sih “cenglu” yang berarti boncengan bertiga. Jalan menuju Candi Cetho itu memang ternyata…”LUAR BIASA!!!!” nanjaknya nggak tanggung-tanggung, hampir 90 °. Dan itupun nggak cuma sekali, tapi berkali-kali. Dan yang nggak kalah mengagumkan sih kebun teh yang kita lewatin. Kalau kata kita sih itu “AWESOME!!!”. Bener-bener keren banget lah pokoknya. Nggak ada duanya. 


To be continued…
Lokasi: Karanganyar, Indonesia

0 komentar:

Post a Comment